Kriptografi
(Cryptography) adalah seni dan ilmu tentang cara-cara menjaga kemanan [1]. Istilah-istilah yang digunakan
dalam bidang kriptografi antara lain :
a. Plainteks, merupakan data atau pesan asli yang ingin dikirim.
b.
Cipherteks,
merupakan data hasil enkripsi.
c. Enkripsi, merupakan proses untuk mengubah plainteks menjadi
chiperteks.
d. Deskripsi, merupakan proses untuk mengubah chiperteks menjadi plainteks
atau pesan asli.
e. Key(Kunci), suatu bilangan yang dirahasiakan, dan digunakan untuk proses
enkripsi dan deskripsi.
Pada
intinya Kriptosistem (Cryptosystem) adalah sistem kriptografi yang meliputi algoritma, plainteks, cipherteks, dan key
(kunci). Namun setiap teknologi
tentu memiliki kelemahan. Kriptanalisis (Cryptanalysis)
adalah ilmu dan seni dalam membuka ciphertext dengan memanfaatkan
kelemahan yang ada pada kriptosistem tersebut berdasar Kriptologi (Ilmu
matematika yang melatarbelakangi ilmu kriptografi dan ilmu kriptanalisis).
Secara umum, kriptografi terdiri dari dua buah bagian utama yaitu bagian
enkripsi dan bagian dekripsi. Enkripsi adalah proses transformasi informasi
menjadi bentuk lain sehingga isi pesan yang sebenarnya tidak dapat dipahami,
hal ini dimaksudkan agar informasi tetap terlindung dari pihak yang tidak
berhak menerima. Sedangkan dekripsi adalah proses kebalikan enkripsi, yaitu
transformasi data terenkripsi ke data bentuk semula. Proses transformasi dari
plainteks menjadi cipherteks akan dikontrol oleh kunci. Peran kunci sangatlah
penting, kunci bersama-sama dengan algoritma matematisnya akan memproses
plainteks menjadi cipherteks dan sebaliknya.
Sehingga
terlihat pesan yang telah tersandi dapat dikembalikan menjadi pesan semula.
Algoritma
Kriptografi
Berdasarkan
jenis kunci yang digunakan, dikenal dua buah algoritma kriptografi , yaitu:
Algoritma
kriptografi simetris / private key algorithm. Algoritma kriptografi
asimetris / public key algorithm
Algoritma
Kriptografi Simetris
Disebut
sebagai algoritma simetris, karena dalam proses enkripsi dan dekripsinya
menggunakan kunci yang sama. Algoritma enkripsi dan deskripsi bias merupakan
algoritma yang sudah umum diketahui, namun kunci yang dipakai harus terjaga
kerahasiaanya, dan hanya diketahui oleh pihak pengirim dan penerima saja. Kunci
ini disebut sebagai private
key. Sebelum berkomunikasi kedua pihak
harus bersepakat lebih dahulu tentang kunci yang dipergunakan.
Algoritma
kunci simetris memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yakni:
Kelebihan :
- Waktu proses untuk enkripsi dan dekripsi relatif cepat, hal ini disebabkan karena efisiensi yang terjadi pada pembangkit kunci.
- Karena cepatnya proses enkripsi dan dekripsi, maka algoritma ini dapat digunakan pada sistem secara real-time seperti saluran telepon digital.
Kekurangan :
- Untuk tiap pasang pengguna dibutuhkan sebuah kunci yang berbeda, sedangkan sangat sulit untuk menyimpan dan mengingat kunci yang banyak secara aman, sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam hal manajemen kunci.
- Perlu adanya kesepakatan untuk jalur yang khusus untuk kunci, hal ini akan menimbulkan masalah yang baru karena tidak mudah u menentukan jalur yang aman untuk kunci, masalah ini sering disebut dengan “Key Distribution Problem”.
- Apabila kunci sampai hilang atau dapat ditebak maka kriptosistem ini tidak aman lagi.
Contoh
skema enkripsi kunci simetrik adalah
:
a. DES (Data Encryption Standard)
b. IDEA (International Data Encryption Algorithm)
c. FEAL
Algoritma
Kriptografi Asimetris
Algoritma
asimetrik disebut juga algoritma kunci publik. Disebut kunci publik karena
kunci yang digunakan pada proses enkripsi dapat diketahui oleh orang banyak[1] tanpa membahayakan kerahasiaan kunci
dekripsi, sedangkan kunci yang digunakan untuk proses dekripsi hanya diketahui
oleh pihak yang tertentu (penerima). Mengetahui kunci publik semata tidak cukup
untuk menentukan kunci rahasia. Pasangan kunci publik dan kunci rahasia
menentukan sepasang transformasi yang merupakan invers satu sama lain, namun
tidak dapat diturunkan satu dari yang lain. Dalam sistem kriptografi kunci
publik ini, proses enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang berbeda, namun
kedua kunci tersebut memiliki hubungan matematis (karena itu disebut juga
sistem asimetris). Adapun proses kriptografi asimetris secara umum dapat kita
lihat pada Gambar
Gambar 2.3 Proses
Kriptografi Asimetris
Algoritma
kunci asimetris memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yakni:
Kelebihan :
- Masalah keamanan pada distribusi kunci dapat diatasi.
- Manajemen kunci pada suatu sistem informasi dengan banyak pengguna menjadi lebih mudah, karena jumlah kunci yang digunakan lebih sedikit.
Kekurangan :
- Kecepatan proses algoritma ini tergolong lambat bila dibandingkan dengan algoritma kunci simetris.
- Untuk tingkat keamanan yang sama, rata-rata ukuran kunci harus lebih besar bila dibandingkan dengan ukuran kunci yang dipakai pada algoritma kunci simetris.
Contoh skema enkripsi kunci asimetrik adalah [1]:
a. DSA (Digital Signature Algorithm)
b. RSA
c. Diffie-Hellman (DH)
Sumber :
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?view=article&catid=11%3Asistem-komunikasi&id=379%3Asistem-kriptografi&tmpl=component&print=1&page=&option=com_content&Itemid=14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar