Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Senin, 03 Desember 2012

Sistem Kiptografi



Kriptografi (Cryptography) adalah seni dan ilmu tentang cara-cara menjaga kemanan [1]. Istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi antara lain :

a. Plainteks, merupakan data atau pesan asli yang ingin dikirim.
b. Cipherteks, merupakan data hasil enkripsi.
c. Enkripsi, merupakan proses untuk mengubah plainteks menjadi chiperteks.
d. Deskripsi, merupakan proses untuk mengubah chiperteks menjadi plainteks atau pesan asli.
e. Key(Kunci), suatu bilangan yang dirahasiakan, dan digunakan untuk proses enkripsi dan deskripsi.
Pada intinya Kriptosistem (Cryptosystem) adalah sistem kriptografi yang meliputi algoritma, plainteks, cipherteks, dan key (kunci). Namun setiap teknologi tentu memiliki kelemahan. Kriptanalisis (Cryptanalysis) adalah ilmu dan seni dalam membuka ciphertext dengan memanfaatkan kelemahan yang ada pada kriptosistem tersebut berdasar Kriptologi (Ilmu matematika yang melatarbelakangi ilmu kriptografi dan ilmu kriptanalisis). Secara umum, kriptografi terdiri dari dua buah bagian utama yaitu bagian enkripsi dan bagian dekripsi. Enkripsi adalah proses transformasi informasi menjadi bentuk lain sehingga isi pesan yang sebenarnya tidak dapat dipahami, hal ini dimaksudkan agar informasi tetap terlindung dari pihak yang tidak berhak menerima. Sedangkan dekripsi adalah proses kebalikan enkripsi, yaitu transformasi data terenkripsi ke data bentuk semula. Proses transformasi dari plainteks menjadi cipherteks akan dikontrol oleh kunci. Peran kunci sangatlah penting, kunci bersama-sama dengan algoritma matematisnya akan memproses plainteks menjadi cipherteks dan sebaliknya.

Sehingga terlihat pesan yang telah tersandi dapat dikembalikan menjadi pesan semula.

Algoritma Kriptografi
Berdasarkan jenis kunci yang digunakan, dikenal dua buah algoritma kriptografi , yaitu:
Algoritma kriptografi simetris / private key algorithm. Algoritma kriptografi asimetris / public key algorithm

Algoritma Kriptografi Simetris
Disebut sebagai algoritma simetris, karena dalam proses enkripsi dan dekripsinya menggunakan kunci yang sama. Algoritma enkripsi dan deskripsi bias merupakan algoritma yang sudah umum diketahui, namun kunci yang dipakai harus terjaga kerahasiaanya, dan hanya diketahui oleh pihak pengirim dan penerima saja. Kunci ini disebut sebagai private key. Sebelum berkomunikasi kedua pihak harus bersepakat lebih dahulu tentang kunci yang dipergunakan.

Algoritma kunci simetris memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yakni:
Kelebihan :
  1. Waktu proses untuk enkripsi dan dekripsi relatif cepat, hal ini disebabkan karena efisiensi yang terjadi pada pembangkit kunci.
  2. Karena cepatnya proses enkripsi dan dekripsi, maka algoritma ini dapat digunakan pada sistem secara real-time seperti saluran telepon digital.
Kekurangan :
  1. Untuk tiap pasang pengguna dibutuhkan sebuah kunci yang berbeda, sedangkan sangat sulit untuk menyimpan dan mengingat kunci yang banyak secara aman, sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam hal manajemen kunci.
  2. Perlu adanya kesepakatan untuk jalur yang khusus untuk kunci, hal ini akan menimbulkan masalah yang baru karena tidak mudah u menentukan jalur yang aman untuk kunci, masalah ini sering disebut dengan “Key Distribution Problem”.
  3. Apabila kunci sampai hilang atau dapat ditebak maka kriptosistem ini tidak aman lagi.
Contoh skema enkripsi kunci simetrik adalah :
a. DES (Data Encryption Standard)
b. IDEA (International Data Encryption Algorithm)
c. FEAL
Algoritma Kriptografi Asimetris
Algoritma asimetrik disebut juga algoritma kunci publik. Disebut kunci publik karena kunci yang digunakan pada proses enkripsi dapat diketahui oleh orang banyak[1] tanpa membahayakan kerahasiaan kunci dekripsi, sedangkan kunci yang digunakan untuk proses dekripsi hanya diketahui oleh pihak yang tertentu (penerima). Mengetahui kunci publik semata tidak cukup untuk menentukan kunci rahasia. Pasangan kunci publik dan kunci rahasia menentukan sepasang transformasi yang merupakan invers satu sama lain, namun tidak dapat diturunkan satu dari yang lain. Dalam sistem kriptografi kunci publik ini, proses enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang berbeda, namun kedua kunci tersebut memiliki hubungan matematis (karena itu disebut juga sistem asimetris). Adapun proses kriptografi asimetris secara umum dapat kita lihat pada Gambar
Gambar 2.3 Proses Kriptografi Asimetris
Algoritma kunci asimetris memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yakni:
Kelebihan :
  1. Masalah keamanan pada distribusi kunci dapat diatasi.
  2. Manajemen kunci pada suatu sistem informasi dengan banyak pengguna menjadi lebih mudah, karena jumlah kunci yang digunakan lebih sedikit.
  3.  
Kekurangan :
  1. Kecepatan proses algoritma ini tergolong lambat bila dibandingkan dengan algoritma kunci simetris.
  2. Untuk tingkat keamanan yang sama, rata-rata ukuran kunci harus lebih besar bila dibandingkan dengan ukuran kunci yang dipakai pada algoritma kunci simetris.
Contoh skema enkripsi kunci asimetrik adalah [1]:
a. DSA (Digital Signature Algorithm)
b. RSA
c. Diffie-Hellman (DH)

Sumber :
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?view=article&catid=11%3Asistem-komunikasi&id=379%3Asistem-kriptografi&tmpl=component&print=1&page=&option=com_content&Itemid=14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar